Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Partai Buruh, Said Iqbal menyampaikan tidak tepat jika membandingkan harga bahan bakar minyak (BBM) dari setiap negara, tanpa melihat pendapatan per kapita atau kemampuan daya beli masyarakatnya.
“Tidak tepat membandingkan harga BBM di satu negara dengan tidak melihat income perkapita atau daya beli, pendapatan per penduduk,” kata Said Iqbal dalam konferensi pers secara daring, Selasa (23/8/2022).
Ia mencontohkan perbandingan harga Pertalite saat ini antara Indonesia dengan beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Singapura.
Harga pertalite atau ron yang sama di Indonesia saat ini berkisar Rp7 ribu, AS Rp20 ribu, dan Singapura Rp33 ribu per liternya.
Menurut Said Iqbal, jika hanya melihat pada selisih harga BBM antar negara, maka perbedaan tersebut akan terlihat jomplang.
Baca juga: Dalam Rapat Paripurna DPR, Demokrat dan PKS Tolak Kenaikan Harga BBM
Namun jika turut dilihat kemampuan daya beli dan pendapatan per kapita tiap penduduknya, maka perbedaan tersebut akan jadi hal yang wajar.
Sebab, pendapatan per kapita Singapura kata Said Iqbal berkisar 10 kali lipat dari Indonesia.
Singapura miliki 30 ribu dolar AS per kapita, sedangkan Indonesia hanya 4 ribu dolar AS.
“Income per kapita Singapura itu sudah di atas 10 kali lipat Indonesia yang hanya sekitar 4 ribu dolar AS. Singapura sudah 30 ribuan dolar AS, ya nggak sebanding, nggak seimbang,” ucapnya.
“Jadi tidak tepat membandingkan harga BBM itu tidak melihat income per kapita,” lanjut dia.